Biar Putih Tulang
Langkah terhenti,
Degup jantung berderai,
Terus menanti seribu tahun lagi,
Rela aku begini,
Dalam suasana yang sepi,
Walaupun tersembunyi di malam gelap gelita.
Mendung hadiri,(ulang)
Bubuk telah ku bina,
Yakin diriku,
Tahu engkau menjelma,
Terbakar dalam hujanmustahil bagi diriku,
Banjir dalam kemarau,
Takdir yang akan memastikan.
Haa..Jadi hatiku,
Ingin mencapai bintang,
Biar beribu batu,
Daya aku tak mampu.
Patah pujangga,
Biar putih tulang,
Jangan putih mata,
Dan kecewa.
Biar pun hilang,
Kemana pun jua,
Namun semangatku,
Tetap bersamamu.
No comments:
Post a Comment